diet flexitarian

Tren diet flexitarian semakin populer, terutama buat mereka yang ingin mulai diet sehat tanpa harus langsung meninggalkan daging sepenuhnya. Di awal perjalanan sehat, pola makan ini memberi fleksibilitas dengan tetap mengutamakan protein nabati, tapi tetap memperbolehkan konsumsi hewani dalam porsi kecil. Karena lebih santai dan nggak kaku, banyak pemula merasa nyaman menjalankannya dibanding metode diet ketat lainnya.

Selain membantu menurunkan berat badan, pola makan ini juga dikaitkan dengan kesehatan jantung, kontrol gula darah, dan gaya hidup berkelanjutan. Akhirnya, biar makin paham sebelum coba menerapkannya di keseharian, yuk intip manfaat dan prinsip diet flexitarian yang lagi jadi favorit banyak orang!

Baca Juga: Diet Sirtfood Viral: Diet Ala Seleb Eropa yang Klaim Aktifkan โ€œGen Kurusโ€!

Prinsip Diet Flexitarian

Diet flexitarian menekankan pola makan berbasis nabati yang fleksibel tanpa benar-benar menghilangkan daging. Prinsip dasarnya adalah memilih makanan alami yang minim proses, mengutamakan protein nabati seperti kacang-kacangan dan biji-bijian, serta memperbanyak buah, sayur, dan serat. Meski tetap boleh makan daging, porsinya dijaga agar tetap wajar. Pola makan ini juga mendorong pembatasan gula tambahan dan makanan manis supaya tubuh tetap seimbang dan sehat.

Riset menunjukkan bahwa diet flexitarian dapat menurunkan risiko penyakit jantung dan diabetes tipe 2 berkat tingginya konsumsi serat, antioksidan, dan nutrisi dari buah serta sayuran. Dengan asupan hewani yang lebih sedikit, tubuh mendapat manfaat perlindungan terhadap inflamasi dan risiko kanker kolorektal. Selain itu, diet ini membantu menjaga berat badan lebih stabil karena banyak mengandalkan makanan utuh kaya nutrisi.

Aturan Umum Diet Flexitarian

  • Pemula: 6โ€“8 kali makan tanpa daging per minggu
  • Tingkat lanjut: 9โ€“14 kali makan tanpa daging per minggu
  • Tingkat ahli: Minimal 15 kali makan tanpa daging per minggu

Batasan daging yang direkomendasikan umumnya sekitar 0,2 kg per minggu untuk tetap selaras dengan prinsip pola makan nabati.

Makanan yang Dianjurkan

  • Lemak sehat: alpukat, minyak zaitun, kelapa
  • Buah segar: jeruk, apel, anggur, ceri, berbagai jenis beri
  • Protein nabati: tahu, tempe, lentil, kedelai, kacang polong
  • Sayuran rendah pati: wortel, paprika, kubis, sayuran hijau, kembang kol, buncis
  • Sayuran berpati: jagung, ubi jalar, labu, kacang polong manis
  • Biji-bijian utuh: quinoa, farro, soba, teff
  • Kacang & biji-bijian: almond, kenari, pistachio, biji rami, selai kacang alami
  • Produk hewani terbatas: telur, ikan, unggas, susu rendah lemak, daging tanpa lemak

Makanan yang Perlu Dibatasi

  • Makanan cepat saji: burger, nugget, pizza, kentang goreng, milkshake
  • Karbohidrat olahan: nasi putih, roti tawar, bagel, croissant
  • Daging olahan: sosis, bacon
  • Makanan/minuman tinggi gula: soda, donat, kue, biskuit, permen